PUSAD Paramadina Gelar Lokalatih Mediasi Konflik Keagamaan

PUSAD Paramadina Gelar Lokalatih Mediasi Konflik Keagamaan

Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina, bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tasikmalaya, dan Lembaga Kajian Komunikasi dan Pemberdayaan Sosial (LK Kompas) menggelar “Lokalatih Mediasi Konflik Keagamaan” di Tasikmalaya. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada 18-20 September 2020 di kawasan Pantai Pangandaran.

Direktur PUSAD Paramadina, Ihsan Ali-Fauzi mengatakan lokalatih ini diselenggarakan untuk mencetak kader yang mampu mengelola konflik dengan adil dan dalam bingkai persatuan. Dalam mengelola konflik, aktor-aktor pentingnya adalah para tokoh agama dan tokoh masyarakat, sehingga mereka harus terus didukung dan diperkuat. Setelah lokalatih ini selesai, diharapkan kerukunan dan kebebasan beragama dapat sama-sama menjadi perhatian utama.

“Sebenarnya acara ini sudah direncanakan sejak Maret lalu, namun harus ditunda gara-gara pandemi Covid-19 ini. Namun, ini menjadi tantangan bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan keadaan,” kata Ihsan. Di tengah pandemi ini, pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.

KH. Edeng ZA, Ketua FKUB Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan 15 orang yang mengikuti lokalatih ini diharapkan dapat menjadi kader-kader yang tangguh dalam mengelola konflik. “Mereka diharapkan bisa lebih hati-hati, lebih bijak, mampu mengelola kedamaian, mengelola peraturan yuridis, memahami persoalan secara sosiologis, dan memahami masyarakat Tasikmalaya dalam menyikapi perdamaian,” jelasnya.

Tasikmalaya mempunyai catatan konflik yang kelam pada 1996, oleh karena itu upaya-upaya peningkatan kapasitas dalam mengantisipasi dan mengelola konflik akan terus diperlukan.

Sementara itu Usep, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya mengutarakan dengan adanya lokalatih ini FKUB dan pemerintah akan saling menopang dalam membangun sumber daya manusia yang berorientasi pada kerukunan antar umat beragama. “Dengan berorientasi pada kerukunan umat beragama, perbedaan agama diharapkan tidak menyebabkan disintegrasi bangsa, dan tidak menyebabkan perpecahan,” ujar Usep.

Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB), Dr. Nifasri, M.Pd melalui rekaman video mengungkapkan, pelatihan ini sangat penting dan strategis untuk para tokoh agama yang ingin mewujudkan kerukunan di daerahnya masing-masing, membantu pemerintah menjaga keamanan, dan kenyamanan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Tentunya dengan tugasnya yang berat, para tokoh agama harus dibekali dengan keilmuan dan wawasan, oleh sebab itu pelatihan ini sangat penting sekali,” ungkapnya.

Asisten Sekretaris Daerah, Iin Hamidin sebagai perwakilan pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya mendukung penuh kegiatan ini. Ia mengatakan kegiatan pelatihan seperti ini sangat penting agar nantinya para peserta yang sudah mengikuti pelatihan mampu memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat.

“Kendati lebih dari 99% masyarakat Tasikmalaya adalah Muslim, ada beberapa di antaranya juga yang non0muslim yang harus dihormati dan harus bisa hidup saling berdampingan,” imbuhnya.

Sebagai penyelenggara, PUSAD Paramadina  akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, mulai dari transportasi hingga pengelolaan kegiatan. Selama lokalatih, peserta dibekali dan diwajibkan menggunakan masker, pelindung muka, dan hand sanitizer. Ruang pertemuan memiliki sirkulasi udara terbuka dan tempat duduk antar peserta diatur berjarak. Selain itu, penyelenggara memeriksa suhu tubuh dan menyemprotkan desinfektan di ruang pertemuan secara berkala.

Fasilitator dan pemateri tidak hanya berasal dari PUSAD Paramadina, tetapi juga dari Program Studi Agama dan Lintas Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik UGM, Pusat Mediasi Nasional (PMN) Jakarta, dan Lembaga Kajian dan Komunikasi dan Pemberdayaan Sosial Tasikmalaya.

Lokalatih bersama para pemuka agama di Tasikmalaya ini merupakan tahap pertama yang akan dilanjutkan dengan tahap kedua pada Oktober 2020. Adapun bahasan pokok lokalatih ini terdiri dari 4 blok tema, yaitu: prinsip dan paradigma kerukunan, pemahaman konflik, pengelolaan konflik, dan keterampilan-keterampilan mediasi.