DISKUSI “‘Agama Lokal’ dan Demokrasi Kita: Persoalan Identitas vs Keadilan?” 🗓 🗺

Saat ini masih ada kesenjangan antara isu rekognisi (identitas, khususnya sebagai agama) dan isu keadilan. Pengakuan identitas keagamaan penting, karena tanpa itu, pemenuhan hak-hak sipil, politik dan ekonomi mereka pun bisa terhambat. Upaya sebagian wakil-wakil komunitas melakukan judicial review atas UU Administrasi Kependudukan, menunjukkan terkaitnya isu rekognisi identitas dan keadilan, sebagai jalan masuk bagi pemenuhan hak-hak sipil, politik dan ekonomi.

Untuk menciptakan pemahaman bersama antara pemerintah dan masyarakat mengenai masalah ekslusi sosial serta implikasinya bagi demokrasi di Indonesia, Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD), Yayasan Paramadina, bekerjasama dengan CRCS UGM, Sajogjo Institute, LIPI dan YLBHI menggelar diskusi publik dengan tema “‘Agama Lokal’ dan Demokrasi Kita: Persoalan Identitas vs Keadilan?” pada Kamis (27/04/17), di gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Jakarta Pusat.

Dalam menggali berbagai persoalan di atas, diskusi akan dipandu oleh Zainal Abidin Bagir, Peneliti PUSAD Paramadina dan juga dosen Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah pascasarjana UGM, dengan menghadirkan narasumber: Syamsul Maarif (Center for Religion and cross-Cultural Studies) UGM, Eko Cahyono (Sayogyo Institute), Riwanto Tirto Sudarmo (LIPI) dan Asfinawati (Direktur YLBHI).

Diskusi kali ini adalah rangkaian dari penyelenggaraan diskusi dan worshop menjelang Indonesia Development Forum (IDF) pada Agustus mendatang di bawah tema “Keragaman Identitas dan Pembangunan di Indonesia: Menuju Demokrasi yang Lebih Inklusif”. Diskusi ini diharapkan dapat mempertajam pemahaman mengenai persoalan isu rekognisi dan isu keadilan, yang kerap didiskusikan secara terpisah, dan bahkan dipertentangkan.

Acara terbuka untuk umum. Tempat terbatas. Daftar lewat surel ke info@paramadina-pusad.or.id WA 081511666075