Menag: Tak Ada Agama yang Mengajarkan Umat Berkonflik

Menag: Tak Ada Agama yang Mengajarkan Umat Berkonflik

oleh. Cici Marlina Rahayu – detikNews

Jakarta – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan umatnya untuk berkonflik. Adanya konflik di tengah masyarakat yang mengatasnamakan agama, katanya, adalah persoalan mendasar terkait pemahaman seseorang.

“Karena agama tidak ada yang mengajarkan konflik. Itu atas alasan apapun tidak ada agama yang meminta agama umatnya untuk konflik,” kata Lukman di Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2017).

Dia mengatakan, Tuhan menurunkan agama melalui orang suci dengan kitab suci agar umat dapat mengamalkan nilai kebajikan.

“Itu justru agar peradaban kita, kehidupan kita ini saling mensejahterakan. Itu esensi setiap agama, ini banyak dinyatakan kalangan, maka ketika ada paham bahwa agama itu dijadikan alat untuk konflik, tentu ada penahanan yang harus kita luruskan,” ujar Lukman.

Lukman menyampaikan lima cara meredam munculnya konflik dalam antaragama. Salah satunya adalah kesadaran bahwa setiap agama bertujuan menciptakan hidup yang damai.

“Ini esensinya dari ajaran agama, substansi agama adalah damai, Islam namanya saja salam damai. Kristen ajaran intinya menebarkan kasih, mau bicara apalagi, Hindu, Budha itu Dharma itu semua agama resminya bagaimana kebajikan itu ditebarkan, disebarluaskan,” ujarnya.

Buku uku 'Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang, Belajar dari Imam dan Pastor' yang dikeluarkan oleh Pusad Paramadina
Buku uku ‘Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang, Belajar dari Imam dan Pastor’ yang dikeluarkan oleh Pusad Paramadina (Foto: Cici Marlina Rahayu/detikcom)

 

Kedua ialah adanya niat untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri, membentuk institusi bersama, dan mengkampanyekan pemahaman soal kerukunan antarumat beragama.

Hidup berdampingan antarumat beragama ini disampaikan Lukman di acara peluncuran buku ‘Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang, Belajar dari Imam dan Pastor’ yang dikeluarkan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (Pusad) Paramadina. Buku ini membahas konflik antarumat beragama di Nigeria. Konflik ini menyertakan dua tokoh agama yakni seorang imam Muhammad Nurayn Ashafa (58) dan seorang pastor James Movel Wuye (57).

Umat muslim dan Kristen kerap terlibat saling serang dan bunuh diri Kaduna, Nigeria. Perseteruan ini bermula dari organisasi religi.

Ashafa-James juga membentuk kelompok milisi berbendera agama. Atas nama Islam dan Kristen yang menempati proporsi seimbang di 105 juta penduduk Nigeria, mereka mengorbankan banyak hal.

Namun pada tahun 1995, keduanya bertemu di sebuah rapat lintas kelompok di kediaman Gubernur untuk membahas imunisasi. Akhirnya rekonsiliasi keduanya berhasil hingga membuat Pusat Mediasi Lintas Iman (Interfaith Mediation Centre). Organisasi ini bertugas mendorong dialog antaragama dan melatih warga Nigeria menjadi aktivis perdamaian.

Aktivis internasional kerap mengemukakan model rekonsiliasi Ashafa-James di berbagai forum internasional karena dinilai mampu membawa kampanye perdamaian antarumat beragama.
(cim/jbr)

 

Read more at: https://news.detik.com/berita/3709391/menag-tak-ada-agama-yang-mengajarkan-umat-berkonflik