Nirkekerasan dan Kewajiban Islam

Nirkekerasan dan Kewajiban Islam

Selasa, 6 Oktober 2015, Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD), Yayasan Paramadina, kembali menyelenggarakan Nurcholish Madjid Memorial Lecture (NMML). Bertempat di Aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, NMML yang ke-9 ini menghadirkan Prof. Chaiwat Satha-Anand, pemikir, aktivis nirkekerasan dan Gurubesar Ilmu Politik Universitas Thammasat, Thailand. Pidato Prof. Satha-Anand berjudul “Barangsiapa Memelihara Kehidupan…”: Esai-esai tentang Nirkekerasan dan Kewajiban Islam yang juga merupakan judul buku beliau yang diluncurkan dalam NMML kali ini.

Dalam pidatonya, Prof. Satha-Anand mengajak hadirin untuk merenungkan kembali bagaimana sebenarnya kaitan agama, terutama Islam, dan kekerasan? Apakah mungkin agama menjadi sumber perdamaian? Kuliahnya diawali de­­ngan analisis atas ayat Al-Quran yang memuat frasa “Barangsiapa memelihara kehidupan…” (al-Ma’idah: 32) untuk menelaah bagaimana memelihara kehidupan merupakan kewajiban utama umat Islam. Setelah itu, aksi nirkekerasan akan dianjurkan sebagai senjata politik karena dua alasan: keampuhan metode ini dibandingkan metode kekerasan serta kekhasannya yang sejalan dengan perintah Islam mengenai betapa keramatnya nyawa manusia. Kuliah akan diakhiri dengan sebuah pertanyaan: bagaimana perhatian pada Islam dan nirkekerasan dapat memengaruhi cara seseorang memandang dunia? Dan dunia seperti apakah yang akan tercipta dari pan­dangan seperti itu?

Selain di Jakarta, Prof. Satha-Anand juga akan memberi kuliah mengenai Islam dan politik Abad-21 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada Kamis (8/10).

Naskah pidato Prof. Satha-Anand dapat diunduh di tautan berikut

[wpfilebase tag=file id=177 /]