Halaqah Toleransi Pemuda Garut

Halaqah Toleransi Pemuda Garut

Dalam rangka memperkuat toleransi, kelompok pemuda yang tergabung dalam Ready (reaspect and dialogue), sebuah alumni pelatihan yang dilaksanakan oleh Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina, menggelar diskusi betajuk “Halaqah Kebangsaan” bertempat di Tarogong, Garut (01/07/2016). Kegiatan diisi dengan diskusi mengenai toleransi dan kebangsaan, dengan menghadirkan intelektual muda Sansan Ziaulhaq, dan mengundang sejumlah kelompok pemuda dan tokoh agama kabupaten Garut.

Menurut Idham Kholid, ketua Ready Garut, menjelaskan pertemuan tersebut bukanlah pertama kali digelar. Latar belakang perbedaan keberagamaan tak membatasi untuk bersilaturahmi. Khususnya membicarakan toleransi. “Acara ini merupakan acara yang sebetulnya sering kita lakukan. Hanya kebetulan ada momentum bulan Ramadhan, kita mengemas acara ini dengan acara buka bersama,” ujar Idham.

Hadir sejumlah perwakilan organisasi masyarakat, diantaranya Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Garut, Gereja Katolik, GP Ansor Garut, Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Garut, Ikatan Jamaaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), Himpunan Mahasiswa Islam Garut, dan Pers Mahasiswa (Persma).

Selaku pemantik diskusi, Sansan Ziaulhaq, jebolan tafsir hadist universitas Al-Azhar, menguraikan mengenai sejarah munculnya toleransi dalam perspektif Islam. Mengulas sejumlah teks-teks agama, dan perilaku Nabi Muhammad yang mencerminkan toleransi, serta berbagai istilah toleransi dalam Al-Quran dan Hadist.

“Nah, makanya kita harus ta’aruf. Ta’aruf itu mengenal. Saling mengenal satu sama lain saja tidak cukup. Kemudian kita harus saling bertoleransi, saling bahu membahu membangun negeri (ta’awun),” ujar Sansan, alumni pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut. Jika perilaku toleran telah mengakar, maka banyak persamaan yang bisa dikembangkan, baik dalam keberagamaan dan kepercayaan. Misalnya kita bisa saling bahu-membahu membangun negeri seperti kemiskinan, narkoba, pendidikan dan lain-lain.

Paparan narasumber dilanjutkan dengan diskusi, pertanyaan dan tanggapan dari peserta. Dalam penutup acara, Idham selaku ketua Ready berharap kegiatan tersebut tetap berlanjut dan dikembangkan dalam berbagai perspektif keyakinan lainnya. Pertemuan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

Penulis: Idham Kholid