Kekerasan Bisa Dihindari

Kekerasan Bisa Dihindari

JAKARTA, KOMPAS – Kekerasan di Indonesia bisa dihindari meskipun konflik kerap kali terjadi. Hal tersebut tak hanya bisa diwujudkan lewat peran negara, tetapi juga komitmen bersama masyarakat dengan mengedepankan identitas kesatuan.

Buku Konflik dan Perdamaian Etnis di Indonesia karya Samsu Rizal Panggabean (alm) diluncurkan dan didiskusikan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (27/9/2018). Diskusi memberikan rujukan bahwa kekerasan di Indonesia bisa dihindari.

Antropolog Sandra Hamid mengatakan, walaupun konflik di Indonesia tak dapat dihindari, konflik sebenarnya bisa dikelola agar tak menjadi kekerasan. Hal itu tak hanya tergantung dari peran negara, tetapi juga seluruh masyarakat. ”Hal itu bisa kita upayakan bersama-sama dan tak bisa hanya tergantung negara. Kita juga harus berkomitmen. Yang terpenting adalah kita sebagai komunitas,” kata Sandra.

Ia mencontohkan, kekerasan tidak terjadi di Yogyakarta karena ruang demokrasi berhasil dinegosiasikan. ”Di Yogyakarta tak terjadi perubahan framing dari isu kemahasiswaan menjadi isu etnis seperti yang terjadi di Solo,” ujarnya.

Pengajar di Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Diah Kusumaningrum, menambahkan, perdamaian di Indonesia pada hakikatnya bisa diwujudkan. Ada banyak pembelajaran yang bisa dicontoh di beberapa tempat. Masyarakat di beberapa tempat tersebut terbukti bisa menghindari hasutan kebencian.

”Ada banyak komunitas yang hidup berdampingan dan tidak ada masalah. Kita harus belajar lebih banyak dari mereka,” kata Diah.

Menurut dia, di Yogyakarta ada pengelolaan difusi. Itulah yang menyebabkan kekerasan etnis juga tidak terjadi. (Fajar Ramadhan)