Ngezoom Bareng Koalisi Advokasi KBB: “Pelita Padang: Membangun Toleransi di Tengah Polarisasi”

Ngezoom Bareng Koalisi Advokasi KBB: “Pelita Padang: Membangun Toleransi di Tengah Polarisasi”

Kegiatan Ngezoom Bareng Koalisi Advokasi KBB edisi pertama telah dilakukan pada hari Jumat, 1 Desember 2023. Acara diskusi ini bertajuk Pelita Padang: Membangun Toleransi di Tengah Polarisasi dengan mengundang Angelique Maria Cuaca (Pelita Padang), Zulfan Taufik (UIN Bukittinggi), dan Ahsan J. Hamidi (the Asia Foundation) sebagai pemantik diskusi, dan dimoderatori oleh Utami Sandyarani (PUSAD Paramadina). Diskusi online ini menjadi awal dari serangkaian diskusi rutin yang rencananya akan dilakukan oleh Koalisi Advokasi KBB.

Diskusi dimulai dengan Utami menceritakan latar belakang diadakannya diskusi ini dengan mengapa berbagi pengalaman dengan kawan-kawan dari Sumatra Barat menjadi menarik. Angelique, atau yang biasa disapa sebagai Like, kemudian menceritakan keresahan yang dialaminya bersama rekannya yang lain terkait polarisasi di masyarakat Kota Padang pasca Pemilu 2019 yang mendorongnya untuk membentuk Pemuda Lintas Agama (Pelita) Padang yang sekarang telah berganti nama menjadi Pelita untuk Perdamaian dan Keberagaman. Like bersama rekan-rekannya menginisiasi berbagai kegiatan untuk membangun jembatan antar pemuda lintas agama di Kota Padang. Ada tiga pendekatan utama yang dipakai oleh Pelita Padang dalam upaya advokasinya, pertama, penggunaan kegiatan sosial seperti pelayanan vaksinasi gratis dan bantuan sosial saat pandemik, pendidikan dan pelatihan keberagaman, serta berjejaring dengan mitra-mitra lain dalam isu HAM yang lebih luas serta kelindannya dengan isu sector lain seperti isu agrarian.

Zulfan memperkaya diskusi dengan mengangkat beberapa hasil observasi dan penelitiannya terkait gerakan KBB dan anak muda di Sumatra Barat. Menurutnya, ada dua jenis gerakan pemuda lintas agama, yang diinisiasi oleh pemerintah atau FKUB, seperti Pelita Bukittinggi dan yang datang dari inisiatif masyarakat di akar rumput itu sendiri seperti Pelita Padang. Tentunya kedua jenis gerakan tersebut memiliki kelebihan dan keterbatasannya masing-masing, walau  mengalami permasalahan yang sama terkait keberlanjutan gerakan dan regenerasi.

Ahsan J. Hamidi, yang biasa disapa sebagai Mas Jamet, menyadari bahwa kerja-kerja perjuangan KBB di Sumatra Barat merupakan kerja yang penuh resiko sehingga upaya yang dilakukan oleh Like, Zulfan, dan semua aktivis KBB yang bergerak di Sumatra Barat sangat perlu diapresiasi. Oleh sebab itulah Mas Jamet mengulasnya dalam artikel yang dimuat dalam halaman blog the Asia Foundation.

Sesi diskusi berlangsung dengan sangat hangat. Peserta cukup penasaran dengan strategi Pelita Padang dalam berjejaring, kaderisasi, dan menjaga eksistensinya dalam jangka pajang. Hal menarik lain yang juga didiskusikan adalah tentang bagaimana pendatang di Sumatera Barat bisa turut mengadvokasi isu KBB di provinsi tersebut. Lebih dari 39 peserta menghadiri dan bertahan sampai akhir di edisi pertama Ngezoom Bareng Koalisi Advokasi KBB ini. ***