05 Nov Pengalaman READY: Harapan Baru Bagiku
Tidak terduga sebelumnya bahwa saya akan mengikuti acara sehebat ini. Berdasar apa yang saya dapat, ternyata memang benar bahwa perbedaan adalah satu. Satu keberagaman, satu bangsa, satu tujuan, satu budaya karena kita satu Indonesia. Kebhinekaan membuat saya mengerti apa arti sebuah penghormatan antar sesama makhluk sosial.
Rupanya banyak hal yang belum saya ketahui mengenai keberagaman di bumi pertiwi ini. Ringkasnya, hakikat hidup memang indah apabila dimaknai dengan toleransi dan saling menegakkan nilai budi luhur bangsa Indonesia. Sungguh karunia Sang Maha Pencipta, keniscayaan ini membuat warna-warna baru dan menciptakan kolaborasi yang beragam menjadi satu warisan budaya milik bersama.
Spirit positif saya pun bertambah untuk berjuang melawan serta mempersempit ruang konflik antar manusia.
So amazing. Empat hari yang saya lalui dalam training Respect and Dialogue (READY) yang penuh dengan kegembiraan, bertemu kawan baru dari latar belakang yang jelas berbeda. Kami semua berbaur dengan indahnya keberagaman, begitu indahnya Indonesia, begitu indahnya dunia jikalau semua berjalan sesuai dengan aturan.
Saya yakin dengan diadakannya acara-acara seperti ini akan menumbuhkan kesadaran bagi siapa pun. Sugesti kita menyatu dalam sebuah chemistry yang kuat. Setiap permasalahan yang terjadi, itu adalah sebuah karunia dan setiap perbedaan itu merupakan sebuah keniscayaan.
Toleransi ialah menerima segala jenis bentuk dan latar belakang kehidupan seseorang. Jelasnya, toleransi bukan menyamakan segala jenis persepsi yang berbeda. Karena itu Indonesia sangat memerlukan pemikir yang kritis.
Yang paling melekat di dalam benak saya selama mengikuti READY ini adalah pemahaman mengenai pluralisme di Indonesia. Secara garis besar pluralisme merupakan salah satu tatanan dunia baru dimana perbedaan budaya, sistem sosial, sistem kepercayaan, dan nilai-nilai yang membangkitkan aspirasi masyarakat yang tak kunjung henti. Pluralisme tidak hanya cukup dengan memahami masyarakatnya saja.
Dalam konteks kebangsaan Indonesia, pluralisme bukanlah persoalan yang asing karena memang sudah digariskan bahwa negara Indonesia terbentuk dari keanekaragaman, suku, etnis, agama dan sebagainya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai hal tersebut tidak cukup dengan mengakui dan menerima bahwa masyarakat kita adalah masyarakat majemuk atau prulal. Tetapi kemajemukan seperti ini harus disertai dengan berbagai nilai positif dan memperkaya budaya dengan interaksi yang dinamikanya dapat dipahami.
Bukankah manusia diciptakan Tuhan dengan kondisi yang berbeda? Ada laki-laki dan perempuan, ada yang berkulit hitam, putih, sawo matang dan perbedaan yang lainnya. Tak kalah penting, jadikanlah pluralisme ini menjadi sebuah kekuatan yang humanis. Maka dari itu dengan diadakanya READY ini saya sangat bersyukur sekali, karena saya termotivasi untuk lebih menggerakan jiwa, mengabdi untuk Indonesia.
Terimakasih READY Indonesia gelombang kedua ini. Empat hari yang saya lalui menjadi awal perubahan dalam diri saya untuk dikenang selamanya dan membuat harapan baru dalam jiwa ini.
*Rina Susana, Siswa SMA Plus al-Wahid, Tasikmalaya, Jawa Barat.