Kebebasan, Toleransi dan Terorisme: Riset dan Kebijakan Agama di Indonesia

Sampul buku "Kebebasan, Toleransi dan Terorisme: Riset dan Kebijakan Agama di Indonesia"

Kebebasan, Toleransi dan Terorisme: Riset dan Kebijakan Agama di Indonesia

Sampul buku "Kebebasan, Toleransi dan Terorisme: Riset dan Kebijakan Agama di Indonesia"
Penulis

Ihsan Ali-Fauzi, Irsyad Rafsadi, Muhammad Adlin Sila, Nathanael G. Sumaktoyo, Nava Nuraniyah, Samsul Maarif, Sana Jaffrey, Solahudin, Zainal Abidin Bagir

Penerbit

PUSAD Paramadina

Editor

Ihsan Ali-Fauzi, Zainal Abidin Bagir, Irsyad Rafsadi

Halaman

xv + 297 halaman

Cetakan

I, Mei 2017

Tahun Terbit

Mei 2017

ISBN

978-979-772-005-1

Para ahli kebijakan publik sering memberi nasihat, “kebijakan yang baik adalah kebijakan yang didasarkan atas bukti-bukti yang memadai.” Sayang, nasihat ini tampak kurang manjur dan didengar di kalangan pembuat kebijakan di Indonesia. Kata banyak orang, sambil mencibir, alih-alih “evidence-based policy making”, yang terjadi di Indonesia adalah “policy-based evidence making”: bukan kebijakan yang mengikuti pengetahuan, tapi pengetahuan dibangun justru untuk menjustifikasi kebijakan; kebijakan diputuskan lebih dulu, baru riset memberi pembenaran kemudian.

Seraya menyadari masalah di atas, buku ini disiapkan tidak dengan maksud mencibir kenyataan itu, melainkan dengan maksud mulai ingin mengatasinya. Para penulisnya adalah para peneliti yang berasal bukan saja dari lingkungan akademis atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), tapi juga dari kantor penelitian pemerintah.

Ketika menulis dan bersama-sama membahas tema-tema dalam buku ini – tentang definisi agama dan kebebasan beragama, pengukuran kebebasan beragama, kebebasan versus kerukunan dalam beragama, kekerasan atas nama agama, toleransi dan intoleransi, deradikalisasi dan keterlibatan perempuan dalam jaringan terorisme – kami bekerja sambil membangun komunitas akademis yang saling berbagi. Dengan penerbitan buku ini, kami juga berharap agar kita lebih rajin membangun jembatan, bukan tembok pemisah, antara para pekerja ilmu pengetahuan dan pembuat kebijakan.

“Riset bukanlah jaminan bahwa suatu program akan berhasil, tetapi program-program yang tidak didasarkan atas data-data yang konkret sudah hampir dapat dipastikan akan gagal.”

— Sidney Jones