Merekam Solidaritas, Memperlebar Ruang Publik: Catatan tentang Video Dokumenter ‘Keragaman di Tengah Corona’

Merekam Solidaritas, Memperlebar Ruang Publik: Catatan tentang Video Dokumenter ‘Keragaman di Tengah Corona’

Penulis

Ihsan Ali-Fauzi

Pada 23 Mei 2020, sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 2020, kantor kami PUSAD Paramadina meluncurkan video dokumenter berjudul ‘Cerita Pandemi: Keragaman di Tengah Corona’. Pesanpesan video itu cukup jelas andaipun penonton tidak mengerti bahasa dalam percakapan di sana atau bahkan jika penonton tidak bisa mendengar sama sekali. Gambar-gambar berjalannya menjadi medium pembawa pesan-pesan itu: orang-orang mengenakan masker dan menjaga jarak, menandakan situasi yang tidak normal, dan mereka bekerja membagi-bagikan kardus makanan atau mempersilakan lewatnya sebuah mobil ambulans. Bagi warga negara Indonesia yang bisa memahami percakapan di sana, juga mengerti garis besar konteksnya, pesan-pesan itu mestinya bisa ditangkap lebih jelas: mereka yang bergiat dalam video itu mewakili individu atau kelompok lintas iman; mereka yang bergiat bisa siapa saja karena modal yang diperlukan untuk itu tak lebih dari kehendak untuk menanggung beban bersama; dan mereka yang dibantu bisa siapa saja yang rentan akibat tekanan pandemi Covid-19. Di tengah kedaruratan seperti ini, meski siapa saja bisa menjadi rentan, siapa saja juga bisa mengulurkan tangan membangun solidaritas.